Detail Berita
Gotong Royong: Kearifan Lokal Indonesia yang Jarang Terlihat di Perkotaan

Gotong Royong: Kearifan Lokal Indonesia yang Jarang Terlihat di Perkotaan

Kamis, 07 Desember 2023, 02:40:58 | Dibaca: 231


Semangat gotong royong berkobar di Kelurahan Tanjung Gusta, tepatnya di Lingkungan VI. Lurah Tanjung Gusta Ibu Hanifa, SP, memimpin dengan penuh semangat untuk melibatkan warga dalam kegiatan bersih-bersih dan perbaikan di Jl. Bakti Utara. Suara riuh rendah dan senyum kebersamaan menciptakan atmosfer yang hangat sejak pagi. Gotong royong adalah nilai luhur yang melekat dalam budaya Indonesia. Ini adalah semangat kebersamaan dan saling membantu antaranggota masyarakat. Sayangnya, di perkotaan, kearifan lokal ini semakin jarang terlihat. Tulisan ini akan membahas pentingnya gotong royong dalam konteks perkotaan, mengapa nilainya mulai luntur, dan upaya-upaya untuk memulihkan semangat kebersamaan tersebut.

  1. Arti Penting Gotong Royong: a. Solidaritas Masyarakat: Gotong royong membangun solidaritas di antara warga, memperkuat rasa kebersamaan dan saling peduli.

    b. Pengembangan Kehidupan Sosial: Melalui gotong royong, masyarakat dapat bersatu untuk menyelesaikan masalah bersama, sehingga menciptakan kehidupan sosial yang lebih baik.

  2. Mengapa Gotong Royong Jarang Terlihat di Perkotaan: a. Kehidupan yang Sibuk: Rutinitas perkotaan yang padat membuat waktu menjadi faktor terbatas untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong.

    b. Individualisme yang Meningkat: Masyarakat perkotaan cenderung lebih individualis, kurangnya interaksi sosial membuat sulit terbentuknya semangat gotong royong.

    c. Perubahan Nilai dan Prioritas: Perubahan nilai dan prioritas masyarakat modern sering kali mengarah pada kurangnya perhatian terhadap kegiatan gotong royong.

  3. Dampak Kehilangan Gotong Royong: a. Rasa Keterasingan: Tanpa gotong royong, masyarakat dapat merasa terasing dan kurangnya dukungan dari lingkungan sekitarnya.

    b. Ketidakefisienan: Dalam menanggapi masalah bersama, kehilangan semangat gotong royong dapat mengakibatkan ketidakefisienan dalam penyelesaian masalah.

  4. Upaya Memulihkan Semangat Gotong Royong: a. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Melakukan kampanye pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gotong royong.

    b. Program-Program Komunitas: Menginisiasi program-program gotong royong di tingkat komunitas untuk membangkitkan semangat kebersamaan.

    c. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta: Menyusun program kerjasama antara pemerintah, lembaga swasta, dan masyarakat untuk mendorong gotong royong.

  5. Menghidupkan Kembali Kearifan Lokal: a. Pengembangan Ruang Terbuka Bersama: Membuat ruang terbuka yang dapat menjadi tempat berkumpul dan berkegiatan bersama.

    b. Event Gotong Royong Rutin: Mengadakan event gotong royong secara rutin untuk menggalang partisipasi masyarakat.

Penutup: Gotong royong adalah warisan budaya Indonesia yang sangat berharga. Memulihkan dan mempertahankan semangat gotong royong di perkotaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tugas setiap warga. Dengan kembali menghidupkan nilai gotong royong, kita dapat membangun masyarakat yang lebih kuat, harmonis, dan peduli satu sama lain.

Setelah kegiatan selesai, Lurah Tanjung Gusta Ibu Hanifa, SP menyimpulkan bahwa gotong royong bukan hanya sekadar membersihkan lingkungan, tetapi lebih kepada membangun jalinan kebersamaan dan kepedulian. Beliau berharap bahwa semangat gotong royong ini tidak hanya berhenti di kegiatan ini, melainkan menjadi budaya yang terus hidup dan diteruskan oleh generasi berikutnya.

Dengan langkah kecil ini, Lurah Tanjung Gusta Ibu Hanifa, SP membuktikan bahwa gotong royong masih mampu menjadi kekuatan yang besar dalam membangun kehidupan masyarakat yang harmonis dan saling mendukung di tengah perkotaan yang seringkali terasa begitu padat dan individualistis.